Jumat, 22 Maret 2013

Percintaan di dalam Persahabatan

Standard


Pagi ini hamdika berada di sekolah dengan ketiga temannya, mereka datang kesekolah pagi-pagi karena ada misi rahasia yang harus dia laksanakan dan diselesaikan.
Dikelas "Selamat pagi, kawan-kawan seperjuangan,saya sebagai ketua "grup" akan membuka rapat rahasia ini" kata Ardi,
"Perlu kita ketahui kawan-kawan dari persentasi yang telah kita lihat bahwa status jomblo di sekolah kita ini meningkat, apa penyebabnya?" Lanjut Ardi,
 "Iya benar sekali, mungkin dari cowoknya yang sudah cape di jajah wanita" Kata Gery,
"ya mungkin saja, maka dari itu mulai detik ini kita akan memata-matai semua orang yang ada di sekolah ini, ada beberapa list yang akan menjadi target kita, yang pertama "Pak Satpam", Yang kedua "Bu kantin", yang ketiga "pesuruh sekolah" dan yang terakhir "Penjual Miayam", Bagaimana?" Kata Ardi,
"oke, ke empat orang ini pasti sering melihat murid-murid yang berpacaran" Kata Hamdika, "oke, kalau begitu rapat saya akhiri" Kata ardi. Setelah itu mereka mulai mematai ke empat orang itu.
Saat ingin memata-matai satpam mereka bertemu dengan seorang wanita yang memasuki gerbang sekolah bersama dengan mobilnya, seketika mereka menatap wanita itu dengan sekilas,
"Asal kalian tau, itu calon pacar gua" kata Ardi, "Hembusan angin saja bisa membuat seseorang membuat jatuh cinta" kata gery,
"Berisik kalian semua, jangan sampai kita ketahuan sama satpam sekolah" Kata Hamdika.
Tiba-tiba satpam itu mepergoki hamdika dan yang lainnya "Sedang apa kalian disini" Kata Satpam,
"Engga lagi ngapa-ngapain kok pak" jawab ardi dengan gugup dan mereka langsung lari ke kantin sekolah. "Sial kita ketahuan" Kata Hamdika,
lalu wanita yang tadi, duduk di kursi kantin dengan manisnya. Rambutnya melambai-lambai tertiup angin, matanya memantulkan cahaya matahari dan wajahnya seperti bidadari surga. Mata mereka tertuju pada wanita itu dengan heningnya hanya terdengar detak jantung yang berbunyi cepat. Hamdika menengok ke samping dan terkejut melihat satrio menatap sambil ngelamun dan hidungnya mengeluarkan darah *mimisan*,
"Sat, lu gak kenapa-kenapa?" Kata Hamdika,
"gak apa-apa" jawab satrio,
lalu wanita itu membalas tatapan mata mereka dan mengedipkan mata kirinya, "Itu pasti buat saya" Kata ardi,
Seketika semua melihat satrio yang mulutnya mengeluarkan busa karena kedipan mata wanita itu layaknya overdosis narkoba. Mereka terkejut melihat satrio, mereka pun membawa satrio ke uks sekolah,
"satrio satrio, baru dikedipin mata aja udah kayak begini, gimana kalau dicium" kata gery,
"iya beginilah satrio, duduk sebangku sama perempuan aja besoknya meriang" kata ardi, "tapi, siapa ya wanita yang tadi itu" kata hamdika
"iya ya siapa ya dia" kata ardi "sudahlah,urusin aja dulu kawan kita yang satu ini" kata gery
Esok Pagi mereka sedang berkumpul di kelas menunggu bel masuk sekolah. "Kring..kring" bunyi bel sekolah. Lalu seorang guru BK memasuki kelas,
"Loh bu, sekarang kan pelajaran fisika, bukan pelajaran BK" kata ardi,
"Iya ibu tau, ibu hanya memberitahukan ada murid baru dikelas ini",
Semua murid penasaran dengan murid baru itu,
"kalau begitu langsung saja, ayo masuk nak" kata Bu guru sambil memanggil. Lalu seorang wanita masuk,
rambutnya terkipas-kipas saat melewati pintu, semua murid terkagum kagum melihat kecantikan wanita itu. "Dik tutup mata satrio" teriak ardi,
"iya iya" jawab hamdika.
"Ayo perkenalkan diri kamu" kata Bu guru,
"Baik bu, Nama saya Dinda Putri salam kenal ya" kata wanita itu,
"Halo dinda" Teriak ardi, semua murid menertawai ardi karena ulahnya.
"Yaudah dinda cari kursi yang kosong ya" kata Bu guru, "Baik bu" jawab dinda.
 Lalu dinda duduk bersama perempuan berkacamata bulat yang bernama ayu, "hai nama saya ayu" kata ayu,
 "iya ayu salam kenal ya" jawab dinda,
 "oke" kata ayu sambil memperlihatkan jari jempol tanganya. "Kring...Kring" Bel istirahat berbunyi, dinda dan ayu pergi ke kantin dan hamdika bersama teman-temannya mengikuti di belakangnya. Sesampainya di kantin dinda dan ayu mengobrol tentang dirinya
"Kamu itu kayaknya kutu buku ya" kata dinda,
 "ihh, dinda tau aja, hobi kamu apa din?" Tanya ayu,
"Hobi aku menulis yu" jawab dinda,
"wah keren, kamu yang menulis aku yang baca ya hahaha" kata ayu sambil tertawa bersama dinda.
"Mereka berdua kayaknya seru banget ya" kata hamdika,
 "yaudahlah kita tunggu aja, oh iya ger tolong buatkan puisi cinta dong" kata ardi,
"Oke aja di, satu bait lima ribu bukan masalah kan" kata gery,
"alah kau ini ger, sama kawan itung-itungan" kata ardi,
 "sudahlah biarkan uang yang berbicara" kata gery.
Tiba tiba seorang laki-laki datang mendekati dinda,
"eh eh liat tuh, berani beraninya dia deketin si dinda" kata ardi,
 "dia kan kapten basket di sekolah kita" kata hamdika
"pantas kalau gitu, serasi dia" kata gery, "dia gak serasi sama laki-laki kayak gitu", kata ardi,
 "udah diem, liatin aja dia mau apa sama si dinda" kata hamdika
Setelah mereka menunggu akhirnya laki-laki itu pergi sambil mengatakan "sampai bertemu nanti malam", ardi pun kesal mendengarnya
 "ini gak bisa di biarkan, kita harus berbuat sesuatu" kata ardi, "
saya akan melakukan apa saja untuk kapten kita" kata gery, "oke nanti malam kalian semua datang kerumah, kita akan menjalankan misi yang sangat penting" kata ardi.
 Malam itu mereka sudah berkumpul dirumah ardi "Menurut informasi dari ayu, dinda bersama laki-laki itu pergi ke cafe untuk dinner" kata hamdika, "kerja bagus dik" kata ardi, "Terima kasih kapten" kata hamdika, "kapten saya telah membawa peralatan kita kapten" kata gery, "bagus prajurit, satrio kamu apa?" Tanya ardi, "saya membawa jati diri saya kapten" jawab satrio dengan muka datar dan seketika hening, "oke, sekarang kita berangkat kerumah dinda" kata ardi.
Setelah sampai dirumah dinda mereka mulai beraksi "permisi" teriak mereka, keluar lah ibu dinda "ada apa ya?" Tanya ibu dinda, "dindanya ada gak tante?" Tanya ardi,
"dindanya baru aja pergi sama laki-laki gak jelas gitu" Jawab ibu dinda, "iya tante betul memang laki-laki itu gak jelas, saya curiga tante takutnya dinda kenapa-kenapa" Kata gery, ,
 "yang betul kamu?, tapi kamu siapa kok kayaknya melindungi anak saya gitu?" Tanya ibu dinda,
"kami adalah agen rahasia dikelas kami, tugas kami memantau semua teman kelas kami demi kenyamanan dan keamanan kelas kami" jawab hamdika dengan gaya kerennya, *hening*
"oke tante kalau begitu telfon dinda suruh dia pulang tante" kata ardi, "yaudah kalau begitu tante telfon ya" ibu dinda mulai menelfon dinda "dinda ayo kamu cepat pulang" kata ibu dinda di telfon, "kok gitu sih bu" kata dinda,
"sudah kamu jangan membantah, cepat kamu pulang" kata ibu dinda, "iya bu, dinda pulang" kata dinda sambil menutup telfonnya,
"ki,kita pulang yuk" kata dinda, "baru sampai din, sudah mau pulang aja" kata rifki, "ibu aku menyuruh aku pulang ki" kata dinda, "oh yaudah kita pulang" kata rifki.
Setelah sampai dirumah "ibu kenapa sih menyuruh aku pulang" kata dinda, "kamu itu baru sehari di sekolah baru sudah jalan aja sama laki-laki gak jelas begitu" jawab ibu dinda, "ish" kata dinda sambil pergi ke kamarnya.
Esok paginya dinda bertanya ke ibu dinda karena penasaran dengan kejadian semalam "bu, kenapa sih ibu kemarin" kata dinda sambil mengambil roti untuk sarapan, "kemarin malam din ada 4 orang cowo bilang kalau dia itu agen rahasia di kelas kamu" kata ibu dinda, "ah yang benar bu" kata dinda, "iya beneran" tegas ibu dinda, "yaudah bu aku berangkat sekolah dulu ya bu" kata dinda, "iya nak hati-hati" jawab ibu dinda.
 Saat di kelas dinda bertanya kepada ayu tentang agen rahasia di kelasnya itu "yu, kamu tau gak agen rahasia di kelas ini" bisik dinda, "ya tau lah" jawab ayu, "siapa sih yu orangnya" tanya dinda, "itu tuh, dika,ardi,gery dan satrio" jawab ayu sambil menunjuk ke arah mereka.
 Dinda bergegas dan menuju ke meja mereka "Heh!" Kata dinda dengan intonasi yang tinggi, "kenapa din?" Tanya hamdika, "kenapa sih kalian itu ganggu kehidupan gua aja" kata dinda, "kita gak maksud seperti itu din" kata gery, "ah udahlah, jangan ganggu kehidupan gua lagi, urusin aja diri lo sendiri" kata dinda lalu pergi ketempat duduknya.
"Kita ketahuan ya" kata satrio, "iya sat" kata ardi, "mungkin benar kata dinda, kita bubar aja ya, urusin diri masing-masing aja" kata dika, lalu mereka merenung sampai bel masuk berbunyi. Sejak kejadian itu mereka menjadi pendiam, tidak melakukan aktifitas seperti biasa.
 "Kring..kring" bel istirahat berbunyi dinda bergegas pergi ke kantin, lalu ayu mendekati hamdika "dik, kok lu jadi pendiem kaya begini" kata ayu, hamdika tidak menjawab, "ish" kesal ayu karena di cuekin, hamdika lalu pergi meninggalkan tempat duduknya lalu menuju halaman sekolah.
Saat di halaman sekolah hamdika melihat dinda yang sedang makan bersama rifki, "mereka seperti orang pacaran saja" kata dika dalam hatinya. Tiba-tiba ayu menghampiri hamdika "dikaaa" kata ayu, "kenapa?" Jawab dika, "pasti kamu cemburu ya sama dinda", tanya ayu, "kenapa si yu, orang yang kita sayang tetapi dia sukanya dengan orang lain" kata dika, "Kita ketahuan ya" kata satrio, "iya sat" kata ardi, "mungkin benar kata dinda, kita bubar aja ya, urusin diri masing-masing aja" kata dika, lalu mereka merenung sampai bel masuk berbunyi.
Sejak kejadian itu mereka menjadi pendiam, tidak melakukan aktifitas seperti biasa. "Kring..kring" bel istirahat berbunyi dinda bergegas pergi ke kantin, lalu ayu mendekati hamdika "dik, kok lu jadi pendiem kaya begini" kata ayu, hamdika tidak menjawab, "ish" kesal ayu karena di cuekin, hamdika lalu pergi meninggalkan tempat duduknya lalu menuju halaman sekolah.
 Saat di halaman sekolah hamdika melihat dinda yang sedang makan bersama rifki, "mereka seperti orang pacaran saja" kata dika dalam hatinya. Tiba-tiba ayu menghampiri hamdika "dikaaa" kata ayu, "kenapa?" Jawab dika, "pasti kamu cemburu ya sama dinda", tanya ayu, "kenapa si yu, orang yang kita sayang tetapi dia sukanya dengan orang lain" kata dika.
Sejak itulah hamdika dan ayu menjadi pasangan,
"katanya kamu jadian ya sama dika" tanya dinda,
"iya din" kata ayu, "aku juga baru jadian yu" kata dinda, "serius kamu din, sama siapa?" Tanya ayu, "sama rifki" jawab dinda, "kamu yakin din?" Kata ayu, "yakin lah yu, memang kenapa yu?" Tanya dinda, "gak apa-apa yu" jawab ayu. Ketika bel sekolah berbunyi semua murid pulang, tetapi tidak bagi dinda dan rifki.
Setelah pulang sekolah rifki mengajak dinda untuk menonton film. Malam harinya Handphone hamdika bergetar karena ada yang menelfon, dijawablah telfon itu "halo, ini siapa?" Tanya dika di telfon, "ini ibunya dinda, kamu hamdika kan?" Kata ibu dinda, "oh, ada apa tante telfon saya?" Tanya hamdika, "dinda sampai malam ini juga belum pulang dari sekolah" kata ibu dinda, "yang betul bu?" Kata dika, "kamu tau gak dinda kemana?" Tanya ibu dinda,
"tadi sih pas pulang sekolah saya liat dinda sama laki-laki kemarin itu pergi naik motor" kata dika, "kenapa kamu gak cegah" kata ibu dinda, "itu bukan urusan saya lagi tante" kata dika, "kok begitu" kata ibu dinda, "sudah ya tante saya mau pergi, kalau ada apa-apa telfon saya lagi aja ya tante" kata dika, "yaudah, makasih ya" kata ibu dinda.
 Setelah itu hamdika pergi kerumah ayu untuk makan malam. Permisi *ting nong* suara bel rumah ayu, tiba-tiba keluar sosok bapak-bapak berkumis tebal "ada apa kamu kesini?" Tanya Ayah ayu, "A..ayunya ada om?" Kata dika menjawab sambil gugup, "Ngapain kamu cari anak saya" kata Ayah ayu, Lalu ayu datang "Ini loh pah, yang namanya dika" kata ayu, "oh ini orangnya" kata ayah ayu, "iya om" jawab dika, "sebelum kamu kencan sama anak saya, kamu harus menyelesaikan 1 syarat" kata ayah ayu, "apa itu om" tanya dika, "kata ayu kamu pintar dalam hal komputer, jadi kamu harus mengganti OS di komputer saya" kata ayah ayu, "siap om" kata dika dengan senang hati.
Setelah selesai, tiba-tiba hamdika dipanggil oleh ayah ayu, "dik, cepat kamu ke ruang makan" teriak ayah ayu, lalu dika bergegas ke ruang makan.
"Iya om ada apa?" Tanya dika dan melihat ayu dan keluarganya bersiap untuk makan, "cepat kamu duduk lalu kita makan malam bersama" kata ayah ayu, "loh yu, kok makannya di sini yu" Tanya dika, "gak apa-apa, sekalian pendekatan sama orang tua aku" kata ayu "o..oh gitu ya, yaudah deh" jawab dika. Setelah selesai makan, hamdika bersantai di teras rumah ayu,
 lalu ayah ayu menghampiri hamdika, "kamu ini anak yang sopan ya" kata ayah ayu, "ah, enggak kok om" jawab dika, "om titip ayu ya, jangan sampai kamu membuat kecewa ayu" kata ayah ayu, "siap om" kata dika, "yaudah ya om masuk dulu" kata ayah ayu, "baik om" jawab dika,

lalu ayu menghampiri dika "makasih ya udah mau datang" kata ayu, "iya sama-sama" kata dika, "kamu enggak pulang?" Tanya ayu, "Kamu ngusir?" Kata dika, "ish, enggak lah ini udah malam, besok kan sekolah" jawab ayu, "iyaudah aku pulang ya" kata dika sambil bersiap-siap untuk pulang, "hati-hati ya" kata ayu sampai melambaikan tangan, "iyaaa" jawab dika dengan tersenyum.

Esok paginya di sekolah tidak seperti biasanya, semua murid di kelas sedang membicarakan sesuatu hal, "ger, ada apaan ini?" Tanya dika, "itu si dinda di culik" jawab gery "hah? Serius?" Kata dika sambil terkejut, "iya, dinda di culik waktu jalan-jalan sama si rifki" kata gery, "lah terus si rifkinya?" Tanya dika, "si riki sekarang lagi di ruang BK" kata gery,

tiba-tiba ardi menghampiri dika dan gery "sepertinya kita harus menggunakan tim agen rahasia kita lagi" kata ardi, "tapi kan dinda melarang di" kata dika, "ini demi keselamatan dinda" jelas ardi, "okey, gua setuju" kata gery, "gua juga setuju" teriak satrio", "oke, gua juga setuju" kata dika, "kalau begitu mulai sekarang kita akan beraksi" kata ardi dengan gaya super jaim.

Setelah pulang sekolah mereka menemui rifki untuk mengidentifikasi pelaku penculik dinda itu, "rifki" panggil ardi, "iya di kenapa?" Tanya rifki, "Waktu dinda diculik, saat itu kalian berdua berada dimana?" Tanya ardi, "di taman kencana" jawab rifki, "berapa jumlah penculik saat itu?" Tanya ardi, "ada 3 orang" jawab rifki, "satu pertanyaan lagi, penculik membawa kabur dinda dengan menggunakan apa?" Kata ardi, "Mobil kijang" jawab ardi, "okey terima kasih atas infonya" kata ardi, "memang kalian mau ngapain?" Kata rifki, "Ini bukan urusan lo" jawab gery di kuping rifki.

Lalu mereka pergi ke taman kencana "Ini memang tempat strategis untuk pacaran" kata ardi, "eh liat tuh ada mobil kijang" kata gery, "iya betul, coba yuk kita kesana" kata ardi, "jangan" kata dika, "memang kenapa?" Kata gery, "nanti kita di curigai" kata dika,

"oh iya betul juga, kalau begitu satu orang mengecek kesana"
kata ardi, dan mata mereka melihat ke arah satrio, "ada apa ini?" Kata satrio, "Sat, kamu cek ke mobil kijang itu" kata ardi, "oke kapten" kata satrio sambil hormat.

Dari kejauhan mereka memantau satrio yang sedang mendekati mobil kijang itu. Tiba tiba ada dua orang laki-laki keluar dari mobil itu dan satrio di tangkap oleh kedua orang itu dan di masukan ke dalam mobil, seketika hamdika, gery dan ardi mengejar mobil itu. Mereka mengejar dengan sekuat tenaga dan akhirnya bisa menemukan markas penculik tersebut.

Saat mereka mengintip tiba-tiba ada suara perempuan dari belakang "lagi ngapain" kata perempuan itu, mereka pun terkejut, "lagi..lagi.." Jawab mereka dengan gugup, "lagi nyari teman kamu yang di culik ya" kata perempuan tersebut, "Iya kamu kok bisa tau?" Tanya dika,

 "teman aku juga di culik disana" kata perempuan itu, "oh iya kenalin aku tasya" lanjutnya, "nama gua, hamdika dan ini ardi dan gery" kata dika, tasya melihat gery dan gery melihat tasya, mereka saling tatapan mata. "Betapa cantiknya wajahnya" dalam hati gery, gery ternyata jatuh cinta kepada tasya, begitu pun juga tasya. "Apa ada jalan untuk masuk ke markas itu?" Tanya dika, "ada,ayo ikut aku" kata tasya, mereka bergegas mengikuti tasya.
Mereka melihat beberapa orang yang b erada di dalam markas tersebut termasuk dinda dan satrio, tasya meminta untuk menobrak pintu itu, "kalian minggir, biar gua sama dika" kata ardi, saat hamdika dan ardi menobrak pintu gery mendekatkan diri kepada tasya "hai, cinta itu alur ceritnya unik ya" kata gery, "kok gitu?" Jawab tasya dengan malu, "seperti cinta kita" kata gery, "ah kamu bisa aja" kata tasya.


Setelah hamdika dan ardi menghancurkan pintunya, lalu mereka memasuki markas penculik itu "ini rumah atau gudang" kata ardi "ssst... Jangan berisik" kata dika, mereka terkejut karena melihat dinda dan satrio di ikat dan di awasi oleh penculik itu, mereka menunggu penculik itu pergi. Setelah penculik itu meninggalkan dinda dan satrio mereka bergegas melepaskan tali yang di ikatkan ke dinda dan satrio. Tiba-tibsa dinda teriak "awas" memberikan tanda karena ada penculik di belakangnya.

"Oohh, nyari mati rupanya kalian" kata penculik itu, "gua gak takut, lu cuma dua orang" kata ardi, "tapi gw punya ini" kata penculik sambil mengambil pistol dari saku celananya. Ardi dan lainnya langsung lari untuk kabur, tetapi saat kabur dinda terjatuh dan tertangkap oleh penculik itu,

"Lepaskan dinda" teriak ardi, penculik itu menodongkan pistolnya ke kepala dinda, satrio yang melihat kejadian itu dia langsung mengambil besi dan berlari ke arah penculik itu, satrio berhasil memukul penculik itu dan dinda bisa lepas dan lari, saat satrio melarikan diri penculik itu menembak satrio dari belakang.

Mereka berteriak "Satriooo" dengan histerisnya. Polisi datang dan menangkap penculik itu, "gua dan tasya jadian loh, ini polisi juga gua yang panggil, kenapa ini pada nangis" kata gery, "satrio ger satrio" kata dika sambil menangis, lalu gery menangis melihat satrio sudah terbujur kaku.

"Lo puas din liat teman kita mati" kata gery, "maafin gua ya, gua tau gua salah sampai membuat satrio meninggal" kata dinda dengan menyesal.


Lalu jenazah satrio di bawa oleh polisi. Semua menangis dengan tragedi ini, sahabat yang dulu ada kini hanya tinggal kenangannya saja. Pagi itu jenazah satrio di makamkan, penuh dengan deras air mata terutama sahabat dekatnya hamdika,ardi dan gery yang sangat kehilangan dan juga penyesalan yang di rasakan oleh dinda.

 "Teman-teman, apa yang harus gua lakuin untuk membalas perbuatan gua ini" kata dinda dengan tangisnya, "ini semua kehendak tuhan din, bukan salah lu" kata dika, "din, jadikan ini pelajaran jangan sampai lu salah jalan, teman adalah jalan terbaik buat lu" kata ardi, "iya din, ardi itu sebenarnya sayang sama lu din" kata dika, "betul apa kata dika di?" Tanya dinda ke ardi, dan membalas dengan menganggukan kepala.

Akhirnya dinda menyadari, cinta datang tidak sendiri tetapi butuh waktu dan perantara, dan perantaranya itu adalah sahabat. Semua berakhir dengan air mata bahagia walau satu teman tidak ada untuk menjalani hidup bersama tetapi kenangannya akan selalu berjalan bersama tangis dan tawanya. Pada akhirnya mereka hidup bahagia dan membawa kebahagiaan untuk sahabatnya. Tamat

Author : @hafizadrianw